Kamis, 22 November 2012

Sopiati, M.MPd



LEMBAR PENGESAHAN

USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1.
Judul Penelitian
:
Penerapan Teknik Konseling Individual Dalam   Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas
(Penelittian Tindakan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Siswa Kelas   IX A Semester 1 di SMP Negeri 1. Kota Tasikmalaya Th Pelajaran 2012-2013)
2.
Bidang Ilmu / Kajian
:
BK/ teknik konseling individual
3.
Katagori
:
Pengembangan. Teknik  Konseling  Individual
4.
Peneliti :



- Nama
:
Sopiati .,S.Pd.,M.Pd.

- Pangkat, Gol., NIP
:
Pembina, IV/a,   NIP. 196105241989032001

- Jabatan Fungsional
:
Guru Pembina

- Jurusan/Mata Pelajaran
:
Bimbingan dan Konseling

- Institusi
:
Dinas Pendidikan
5.
Susunan Tim Peneliti :



- Peneliti
:
1 (satu) orang

- Anggota
:
1 (satu) orang
6.
Lokasi Penelitian
:
SMP NEGERI 1 TASIKMALAYA
7.
Lama Penelitian
:
6 bulan ( Juli s.d Desember 2012)
8.
Biaya Penelitian
:
Rp.
9.
Sumber Dana
:
Swadana
                


Mengetahui

Kepala SMP NEGERI 1 TASIKMALAYA




H. Tatang Sopyan Irawan.,M.Pd
     Nip 19543131975021002
Tasikmalaya,  September 2012 


Peneliti






Sopiati .,S.Pd.,M.Pd.
NIP. 196105241989032001
 














A.Judul : 
Penerapan Teknik Konseling Individual Dalam   Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas (Penelittian Tindakan Bimbingan Dan Konseling Terhadap Siswa Kelas   IX- A  di SMP Negeri 1Kota Tasikmalaya Th Pelajaran 2012-2013)

B.Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkemampuan tinggi bisa tercapai  yakni dengan melalui pendidikan. Sebagaimana diamanatkan dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Salah satu yang tersurat secara implisit dalam penyelenggaraan pendidikan menurut UUSPN tersebut yaitu melalui kegiatan bimbingan yang lazim dikenal dengan istilah Bimbingan dan konseling. Keberadaan Bimbingan dan Konseling di sekolah memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa, hal ini mengingat banyaknya permasalahan belajar yang dialami siswa. 
Layanan Bimbingan dan Konseling adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahan diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat”. Dalam praktiknya penanganan masalah-masalah siswa di atas dalam kerangka bimbingan dan konseling diselesaikan melalui konseling individual maupun konseling kelompok. Layanan Konseling Individual adalah proses memfasilitasi siswa agar mampu menyadari dan berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan pentingnya pengembangan diri melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan ataupun melalui media.. Untuk menjalankan pendidikan yang efektif sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara keseluruhan tidak semudah seperti yang digambarkan, dalam kenyataannya terdapat  beberapa kendala terutama dengan adanya masalah-masalah yang ada pada siswa baik permasalahan pribadi, lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal ataupun keluarganya. Salah satu contoh nyata di lingkungan sekolah  masih banyak siswa yang suka bolos atau tidak masuk sekolah dari rumah berangkat tapi tidak sampai ke sekolah , siswa tersebut ada yang mangkal di warnet ada pula yang nongkrong di tempat tertentu , ada juga ketidak hadiran ke sekolah dikarenakan ekonomi lemah tidak ada uang untuk ongkos. Selain itu ada juga ketidak hadiran ke sekolah karena kumpul-kumpul dengan kelompoknya(geng), seperti geng motor. Hal ini didukung oleh pernyataan Mantan Mendikbud RI, Sudarsono (1998: 1-2 ) yang mengemukakan bahwa proses pendidikan nasional belum mampu membentuk manusia Indonesia yang bermoral tinggi,beriman dan bertaqwa,membentuk masyarakat yang menghargai prestasi. Proses pendidikan secara menyeluruh belum bisa mengantarkan masyarakat Indonesiamenjadi masyarakat yang senang belajar. Oleh karenanya diperlukan suatu penindakan dari guru-guru terutama dari guru Bimbingan dan Konseling.
Kenyataan di lapangan ada sebagian siswa di kelas IX-A yang  motivasi belajarnya rendah,  sedangkan  yang sangat mempengaruhi prestasi seorang siswa adalah motivasi belajar. Seorang siswa dengan didasari motivasi yang tinggi, biasanya akan belajar lebih bersemangat untuk memenuhi tuntutan dirinya.  Sehingga siswa tersebut akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Sehubungan dengan hal ini, ditemukan indikasi permasalahan yang dialami 3 siswa yang mengalami motivasi belajar rendah di kelas IX-A SMP Negeri 1 Tasikmalaya yang berjumlah 31 orang, laki-laki 15 orang, perempuan 16 orang.  Ketiga siswa tersebut sering tidak masuk sekolah, sering terlambat masuk kelas,dan sering tidak mngerjakan tugas, karena kurang motivasi dari dalam dirinya dan lingkungan keluarganya. Adapun penyebab prilaku tersebut diantaranya : karena kurang terpenuhinya kebutuhan uang transport ke sekolah (ekonomi lemah), kejadian masa lalu yang menghantui siswa, ada juga karena suatu protes terhadap prilaku orangtua yang kurang baik dimata anak, sehingga mengakibatkan ketiga siswa tersebut malas pergi ke sekolah. 
   Dengan adanya permasalahan tersebut, betapa pentingnya layanan Bimbingan Konseling  diberikan terhadap siswa untuk membantu  pengentasan masalahnya, yang paling tepat teknik untuk memberikan layanan terhadap ketiga siswa tersebut yaitu dengan penerapan teknik konseling individual.  
           Berdasarkan penjelasan diatas penelitian tindakan bimbingan dan konseling    memfokuskan dengan judul “penerapan teknik konseling individual dalam meningkatkan motivasi belajar  siswa di kelas IX A SMP Negeri 1. Tasikmalaya”.

C.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :
1.    Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa  dengan penerapan teknik konseling individual  ?
2.    Apakah penerapan teknik  konseling individual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?

D.    Pemecahan Masalah
        Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah rendahnya motivasi belajar siswa ,  sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut dimanfaatkan pendekatan teknik konseling individual, dengan menggunakan tindakan model John Elliot yang terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Layanan ini diberikan kepada 3 orang siswa yang motivasi belajarnya rendah, dengan tujuan agar meningkat dalam motivasi belajarnya. Apabila motivasi belajar siswa kelas IX A meningkat maka siswa tersebut dikatakan berhasil.

E.    Tujuan Penelitian
Tujuan  penelitian  tindakan bimbingan dan konseling  adalah: 
1.    Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa  sebelum dan setelah dilakukan pendekatan teknik Konseling individual (Ada gambaran tentang peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan konseling individual) .
2.     Mengetahui pengaruh penerapan teknik  konseling individual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Untuk mengetahui seberapa peningkatan motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan konseling individual). Serta mengetahui penyebab kurangnya motivasi belajar siswa  sebelum diberikan layanan konseling  individual.
   
F.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,  yaitu :
1.    Bagi siswa :
a.    Dapat mempertegas manfaat penggunaan teknik konseling individual dalam membantu perubahan tingkah laku siswa.
b.    Siswa dapat menyelesaikan masalahnya,dan sebagai  motivasi untuk   meningkatkan keterampilan dan kompetensi yang memenuhi standar   layanan Bimbingan Dan Konseling
         2. Bagi guru :
a.    Guru mengenal masalah siswa, dan meningkatkan kinerja profesional guru BK
b.    Menambah pengetahuan dalam pelaksanaan layanan Bimbingan Dan Konseling. Sebagai gambaran untuk meningkatkan motivasi belajar dan aktivitas tingkah laku yang mandiri di lingkungan sekolah, di lingkungan keluarga maupun dimasyarakat. 
c.    Dapat membantu guru BK memperkaya pengalaman dalam melaksanakan perlakuan layanan konseling terhadap siswa bermasalah, khususnya yang memiliki motivasi belajar rendah dengan menggunakan penerapan konseling individual.
d.    Motivasi untuk lebih mengembangkan pengetahuan tentang teknik  layanan konseling individual.
      3. Bagi sekolah:   
a.    Memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah untuk keberhasilan mutu pendidikan, semakin banyak siswa yang motivasi belajarnya tinggi maka semakin prestasi siswa baik.
b.    Bagi peneliti berikutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat  dijadikan pedoman dalam penyusunan PTBK.

G.    Kajian Tiori
A.  Konsep Motivasi Belajar
      1.     Pengertian Motivasi
Untuk membahas masalah motivasi, maka terlebih dahulu akan dibahas pengertian motif.  Motif diartikan sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motif yang sudah aktif disebut motivasi. Sardiman A.M. (2006.: 73). Menurut Maddox,(2003 : 38) “Motif merupakan penyebab tingkah laku manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Coefer yang mengutip pendapat Atkinson, motivasi merupakan proses menimbulkan aksi, mendorong aktivitas dan mengatur pola kegiatan”. C.N. Coefer. (2004 : 8). 
     Quantum tarbiyah solikhin abu’izzudin (2009: 159) menyatakan bahwa: “ Bangkitkan motivasi dengan menggali manfaat, ihris ‘alaa ma yanfa’uka atau AMBAK, Apa Manfaat Bagiku. Misalnya menyemangati membaca dengan menemukan faedah ilmu, menajamkan pemahaman, menghikmati pengalaman dan mengasah keterampilan. Sebab setiap orang akan menjadi musuh terhadap apa yang tidak diketahuinya, Adapun ilmu membuatmu kenal dan akrab sehingga membantumu melakukan lebih banyak cara untuk sukses.
Motivasi menurut Abin Syamsudin (1999 : 28) adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga (forees) atau daya (energy) ; atau suatu keadaan yang kompleks (a complex state)  dan kesiap sediaan (preparatory act) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61).
     Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan, prosesnya berlangsung di dalam diri, dan dapat dilihat dari tingkah laku yang nyata. 
2.    Aspek Motivasi belajar
Aspek motivasi belajar sebagaimana diungkapkan oleh Heni Nuriah (1997: 13) adalah :         
1)    Ketekunan dalam belajar, mencakup :
a)    Kehadiran di kelas ;
b)    Kesiapan dalam belajar ;
c)    Penggunaan waktu diluar jam pelajaran ;
d)    Penyelesaian tugas atau pekerjaan rumah
e)    Upaya mengatasi kesulitan
2)    Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, anatara lain :
a)    Semangat dalam mengikutui PBM ;
b)    Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran ;
c)    Kebiasaan belajar ;
3)    Keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, meliputi :
a)    Keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar tinggi ;
b)    Usaha yang giat untuk mencapai pretasi yang tinggi ;
4)    Penggunaan fasilitas belajar, antara lain :
a)    Penyediaan alat belajar dan alat Bantu belajar ;
b)    Pemanfaatan sumber belajar di sekolah.
           Ketekunan dalam belajar, mencakup :
a)    Kehadiran di kelas ;
b)    Kesiapan dalam belajar ;
c)    Penggunaan waktu diluar jam pelajaran ;
d)    Penyelesaian tugas atau pekerjaan rumah
e)    Upaya mengetasi kesulitan
5)    Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, anatara lain :
a)    Semangat dalam mengikutui PBM ;
b)    Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran ;
c)    Kebiasaan belajar ;

6)    Keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi, meliputi :
a)    Keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar tinggi ;
b)    Usaha yang giat untuk mencapai pretasi yang tinggi ;
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, motivasi belajar siswa sangatlah penting,motivasi dari dalam diri ataupun dari luar. Dalam penelitian ini didefinisikan motivasi belajar siswa adalah  merupakan kunci utama juga merupakan dorongan dari  individu untuk bergerak dalam keseluruhan usaha siswa dalam belajar yang meliputi aspek ketekunan dalam belajar, minat dan ketajaman perhatian, keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi.
3.    Faktor Yang Mempengaruhi  Terhadap Motivasi belajar
Faktor    yang    dapat    mempengaruhi motivasi belajar yakni faktor intern (faktor siswa dalam  kesehatan,intelegensi, minat,dsb), dan ekstern ( lingkungan keluarga, misalnya: cara orang tua mendidik, suasana rumah tidak nyaman, lingkungan di  sekolah, dan masyarakat,media, teman bergaul, dsb. Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
1. Cita-cita / aspirasi    siswa
2. Kemampuan    siswa
3. Kondisi    siswa    dan    lingkungan
4. Unsur-unsur    dinamis    dalam    belajar
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati & Mudjiono,1999:100)
Menurut M. Surya (1997 : 73) bahwa motivasi mempunyai karakteristik : (1) sebagai hasil dari kebutuhan, (2) terarah kepada suatu tujuan, dan (3) menopang perilaku.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tidak lepas dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, Woodworth ( Ngalim Purwanto, 1990 : 30 ) mengemukakan bahwa dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat kemungkinan hubungan, yaitu : individu bertentangan dengan lingkungannya, individu menggunakan lingkungannya, individu berpartisipasi dengan lingkungannya dan individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
    Lingkungan  terdiri dari  lingkungan fisik yaitu alam, benda-benda kongkrit maupun lingkungan psikis yaitu jiwa raga orang-orang dalam lingkungan rohaniah yaitu objektif geist berarti keyakinan-keyakinan, ide-ide, filsafat-filasafat yang terdapat di lingkungan individu itu baik yang dikandung oleh orang-orangnya sendiri di lingkungannya maupun yang tercantum dalam buku-buku atau hasil kebudayaan lainnya.
Abin Syamsudin (1999 : 19) yang dimaksud dengan lingkungan diartikan sebagai berikut :
a)    Linkungan objektif yaitu segala sesuatu yang berada disekitar individu dan secara potensial dapat melahirkan stimulus
b)    Lingkungan efektif yaitu segala sesuatu yang aktual merangsang organisme karena sesuai dengan dunia pribadinya, sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada diri individu serta ia meresponnya.
    Lingkungan adalah sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orangtuanya, rumahnya, kawan-kawannya bermain, masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialaminya, cita-citanya, persoalan-persoalan yang dihadapinya dan sebagainya. Yang kesemuanya bisa memberikan perangsang bagi diri individu untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu.
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Peranan keluarga di dalam pendidikan anak sangatlah besar, terlebih pada awal-awal perkembangan individu yang menjadi landasan bagi perkembangan kepribadian selanjutnya.
Peneliti berpendapat bahwa keluarga dipandang dari sosiologis, diartikan ke dalam dua macam, yaitu :
1)    Dalam arti sempit ; keluarga adalah hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Keluarga semacam ini disebut keluarga inti atau keluarga batin ;
2)    Dalam arti luas ; keluarga adalah meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan. Jadi bukan hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak, tetapi juga meliputi kakek, nenek, paman, bibi, keponakan dan sebagainya. Keluarga dalam arti ini disebut keluarga besar atau kelurga luas.
    Dengan demikian selain motifasi tumbuh dari dirinya juga dari keluarga yang merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak. Juga guru pada umumnya, khususnya bimbingan konseling bisa membantu untuk menumbuhkan motivasi supaya semangat belajar dengan layanan konseling individual akan meningkatkan motivasi belajarnya dan prestasinya akan meningkat pula.

B.    Konsep Bimbingan Dan Konseling
1.    Pengertian Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai komponen pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam memenuhi hak peserta didik untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik.  Bimbingan konseling adalah layanan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dialaminya, serta diharapkan siswa mampu membantu individu memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya, serta daoat melakukan penyesuaian- penyesuaian dalam merealisasikan fungsi- fungsi kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai degan pendapat Dr. Suherman ( 2008: IX)  bahwa “layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan,senantiasa terkait dengan perubahan yang terjadi pada kehidupan siswa dan masyarakatnya”. Selanjutnya Uman Suherman (2008) berpendapat bahwa secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

2.    Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
DIRJEN. Mutu Pendidikan  Departemen Pendidikan (2007)  menyatakan bahwa :
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling  memperhatikan dan menerapkan fungsi-fungsi bimbingan yaitu ; Pemahaman, Fasilitasi, Penyesuaian, Penyaluran, Pengadaptasian, Pencegahan, Perbaikan, Penyembuhan, Pemeliharaan, dan  Pengembangan.

3.    Pengertian  Konseling Individual
Bimbingan dan konseling sekolah menurut DR. Suherman (2008:11) adalah:” proses bantuan melalui pengembangan relasi dan interaksi antara siswa dengan lingkungan dalam mencapai perkembangan optimal”.
Konseling individual merupakan bagian kegiatan yang dilakukan dalam bimbingan dan konseling. Dan merupakan pelayanan terhadap siswa yang memerlukan pemecahan masalah yang dialaminya. JOHN McLEOD (2006:18). Berpendapat bahwa, : “pengertian konseling adalah bentuk pertolongan yang focus pada kebutuhan dan tujuan seseorang.”
Selanjutnya  Sofyan S. Willis (2004:17), mengemukakan bahwa  konseling adalah suatu hubungan antara seseorang dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk membantu orang lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam  rangka  penyesuaian dirinya.
Mohamad Surya mengutipn Dari Mortensen ( 2003: 1 ) “ Konseling sebagai suatu proses antar pribadi, dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan untuk menemukan masalahnya.” Dalam pernyataan tersebut menekankan pemahaman terhadap orang yang dibantu,sehingga akan mudah untuk menemukan masalah,  dan dilakukan secara face to face antar guru BK dengan siswa. Dalam bentuk layanan konseling ada konseling kelompok dan konseling individual ( perorangan )
Pengertian konseling individual menurut MGBK Provinsi Jawa Barat. (2008). Panduan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling .Bandung  /UPI, menjelaskan : Konseling Individual adalah Proses memfasilitasi siswa agar mampu menyadari dan berkomitmen terhadap pentingnya keluar dari masalah, menjaga diri agar tidak bermasalah, dan pentingnya pengembangan diri melalui komunikasi konseling baik secara berhadapan ataupun melalui media.
Menurut hasil Diklat  Sertifikasi (2008), Pengertian  Konseling indivual adalah :  konseling merupakan suatu hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seorang yang mencari bantuan (konseli), bantuan yang diberikan berupa keterampilan dan penataan suasana yang membantu konseli agar dapat belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain melalui cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.
Dari semua pendapat diatas bahwa konseling individual sangatlah membantu untuk penyelesaian masalah terutama yang dialami oleh siswa. Dengan kata lain konseling adalah  menunjukan suatau hubungan antara pemberi bantuan dengan seseorang yang mencari bantuan, agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka  penyesuaian dirinya. konseling menunjukan suatau hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, dimana keterampilan pemberi bantuan dan suasana yang dibuatnya membuat orang l;ain belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.
4.    Tujuan Konseling Individual
Tujuan layanan bimbingan dan konseling disekolah menurut DR. Suherman (2008:11) adalah:” memberikan kesempatan dan fasilitas bagi siswa agar tumbuh dan berkembang serta mengurangi hambatan-hambatan yang memganggu perkembangannya”.
Sedangkan menurut MGBK Provinsi Jawa Barat Tujuan Konseling  yaitu :
    Membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapinya
    Membantu siswa dalam menemukan penyebab masalah yang dihadapinya
    Membantu siswa dalam menemukan alternatif pemecahan masalahnya
    Membantu siswa dalam mengambil keputusan secara tepat
Peneliti menyimpulkan bahwa tujuan konseling individual adalah untuk membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya, ,masalah pribadi, social, belajar, dan karir.

5.    Langkah- langkah Konseling Individual
a.    Peneliti mengundang konseli untuk datang ke ruang BK
b.    Konselor memberikan suasana nyaman pada konseli (Attending berupa senyum,salam, sapa, dan tempat duduk).
c.    Konselor memberikan penjelasan alasan pemanggilan konseli
d.    Konselor melakukan tindakan inti konseling ( eksplorasi sampai dengan kesepakatan
e.    Evaluasi dan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya

       6. Tahapan Kegiatan Konseling Individual  
    Menurut DR. Suherman (2008:114 ) sbb :
Aktivitas Konsele    Aktivitas Konselor :
1.    Melibatkan diri  (involving)
2.    Mengeksplorasi  (exploring)
3.    Memahami  (understanding)
4.    Melakukantindakan  (acting)    1.    Menghampiri
(attending)
2.    Merespons
(responding)
3.    Mempersonalisasi
(personalizing)
4.    Menginisiasi
(initiating)
    
Aktivitas Konsele dalam kegiatan konseling individual terdiri dari :
a.    Involvement  (keterlibatan) :
-    kehadiran klien dihadapan konselor,
-    menyatakan diri secara verbal dan non verbal,
-    menyatakan materi yang bersifat prib memahami tujuan konseling,
-    mengetahui peran konselor
b.    Exploration (eksplorasi) :
-    situasi saat ini,
-    pemaknaan saat ini,
-    alasan-alasan saat ini
c.    Understanding (Pemahaman) :
-    memahami makna yang dipersonalisasikan (personalized meaning),  (personalized problem), memahami tujuan yang dipersonalisasikan (personalized goal)
d.    Acting  (pengambilan tindakan) :
-    menetapkan tujuan (konkrit, dapat diukur, bermakna), mengembangkan langkah-langkah tindakan (alternatif primer, sekunder, tersier), perubahan perilaku (positif, dapat diukur, konstruktif)

                Aktivitas Konselor dalam kegiatan konseling individual terdiri dari :
a.    Attending  (penghampiran) :
-    Mempersiapkan : penataan ruang, informasi, merancang bantuan,
-    Positioning : jarak, kecondongan, kontak mata,
-    Mengamati : tingkatan intelektuallitas, energi dan perasaan,
-    Mendengarkan : siapa, apa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana
b.    Responding (merespon) :
-    Merespon terhadap isi,
-    Merespon terhadap perasaan,
-    Merespon terhadap pemaknaan, Emphaty, respect, genuiness, concreteness
c.    Mempersonalisasi (personalizing) :
-    Mempersonalisasikan makna (personalizing meaning),
-    Mempersonalisasikan masalah (personalizing problem)
-    Mempersonalisasikan tujuan (personalizing goal)
d.    Initiating (menginisiasikan) :
-    Mengembangkan program
-    Mendesain jadwal
-    Reinforcement
-    Tahap-tahap individualisasi
        Peneliti menyimpulkan bahwa konseling individual yang dimaksud diselenggarakan melalui tahapan-tahapan tertentu  seperti: tahapan bagi konseli adalah melibatkan diri (involving), mengeksplorasi (exploring), memahami (understanding), melakukantindakan (acting) menghampiri (attending). Dan tahapan bagi konselor adalah merespons (responding), mempersonalisasi (personalizing), menginisiasi (initiating). Serta disesuaikan dengan pengembangan segenap potensi idividu peserta didik secara optimal, dengan memanfaatkan berbagai sarana dan cara, berdasarkan norma-norma yang berlaku dan mengikuti kaidah-kaidah professional. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

H.    Hipotesa
        Dalam penelitian ini akan dikemukakan hipotesa yang berfungsi sebagai jawaban sementara dan pembuktiannya dilakukan melalui penelitian di kelas. Adapun rumusan hipotesa sebagai berikut :
1.    Bahwa Penerapan teknik konseling individual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa  kelas IX A  SMP Negeri 1 Tasikmalaya.
2.    Konseling individual terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa  kelas IX A  SMP Negeri 1 Tasikmalaya.

I.    Rencana Dan Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling (action research). Sesuai dengan pendapat Muslihuddin, ( 2009;1) bahwa, “ Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para professional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang”.  Penelitian ini menggunakan Model John Elliot dalam buku Muslihuddin, ( 2009 ; 72 ). Adalah sebagai berikut;





               








            Gb. Alur Penelitian menurut John Elliot                              
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model John Elliot yang terdiri dari empat tahap yaitu :
1.    Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan adalah rincian opersional mengenai tindakan yang ingin dikerjakan, antara lain ;
1)    Membuat satuan layanan konseling individual, menyiapkan kuesioner atau alat pengumpul informasi yang akan digunakan.
2)    Membuat lembar observasi untuk siswa dan untuk guru BK
3)    Membuat pedoman evaluasi
2.    Tindakan (Action)
Tindakan (action) merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan,pada tahap ini akan dilakukan pengimplementasian satuan satlay /RPP yang telah dibuat, yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan pelaksanaan observasi dilaksanakan oleh observer. Jangan heran bila rencana-rencana tidak terlaksana seperti yang diharapkan. Catatlah  perubahan-perubahan kecil yang dilakuakn tersebut dan beri alasan mengapa terjadi perubahan.
Adapun langkah-langkah konseling individual adalah :tahap awal , tahap inti tahap akhir
3.    Pengamatan (Observation)
Dalam tahap observasi, dilakuakan oleh observer, pengamatan secara rinci dan teliti, lakukan pencatatan bila perlu perekaman.
4.    Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan tahap akhir dari suatu daur penelitian tindakan kelas. Refleksi adalah kajian atau analisis mengenai hal-hal yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Seberapa efektif perubahan yang terjadi? Apa yang dipelajari? Adakah yang menjadi penghambat perubahan? Bagaimana memperbaiki perubahan-perubahan yang dibuat? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaaan tersebut dapat membawa kita pada daur penelitian tindakan kelas berikutnya.
Setelah melakukan refleksi biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru, sehingga merasa perlu melakukan prencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan reflekdi ulang. Demikian tahapan kegiatan terus berulang, sehingga membentuk siklus kedua, ketiga dan seterusnya sampai suatu permasalahan dianggap teratasi.
Untuk kepentingan evaluasi dilaksanakan asesmen tentang motivasi belajar bentuk angket adapun dalam bentuk penyekorannya adalah sebagai berikut;
1.    Jika pernyataan positip dan di jawab “ya”, maka diberi skor 1 dan sebaliknya jika menjawab “tidak” maka diberi skor 0.
2.    Untuk pernyataan negatip jika siswa menjawab “tidak” diberi skor 1dan sebaliknya jika menjawa “ya” maka diberi skor 0..

1 komentar:

  1. The Baccarat Player's Guide - The Wire
    A Baccarat expert's guide to using the Baccarat hand in 바카라 사이트 practice, and an up 샌즈카지노 to date guide to 온카지노 the Baccarat betting strategies.

    BalasHapus